Resources

Nak VIIID

Minggu, 12 Februari 2012

Pliss Pakdhe… Sumber Kencono jangan di-Flores-kan

———- PO Flores, sempat merasakan masa kejayaan sebelum mengalami kecelakaan maut dengan banyak korban (tabrakan dengan kereta di Palur Karanganyar). Masyarakat marah dan memprotes keras kepada PO Flores dengan cara mencegat dan merusak PO Flores, sehingga akhirnya PO in terpaksa harus menghentikan operasi. Belakangan, muncul EKA-MIRA sebagai penggantinya (dari manajemen yang sama) ———-
Sejak kecelakaan maut antara bus AKAP Sumber Kencono vs minibus Isuzu Elf di by-pass Mojokerto Senin (12/09) dinihari kemarin, perbincangan masyarakat Jatim tentang musibah tersebut masih terus bergulir hangat. Mulai dari kupas tuntas kejadian, kondisi korban dan suasana batin keluarganya, selidik kronologi mencari sebab musababnya, hingga berbagai pro-kontra mengenai keberadaan PO Sumber Kencono sendiri.
sk
(sumber gambar: kompas.com)
Telah ada keterangan resmi dari pihak yang berwenang, dalam hal ini ditangani langsung oleh Polda Jatim, mengenai kronologis kejadian ini, sekaligus telah ditentukan pihak-pihak yang dianggap lalai. Kesimpulannya, dalam kasus yang menewaskan 20 orang ini, bus Sumber Kencono dinyatakan sebagai korban (detik surabaya).
Meski demikian, kontroversi seputar PO Sumber Kencono masih terus bergulir kencang. Mereka yang tidak ‘gelap mata’ dan terus mengikuti perkembangan seputar peristiwa ini serta mempelajari dengan seksama, dan juga mereka yang mengerti seluk beluk PO ini tentu saja masih bisa menerima jika bus-bus sumber kencono tetap diperbolehkan beroperasi di jalur Surabaya – Jogja. Hal ini juga diperkuat dengan tidak berkurangnya jumlah penumpang yang memilih bus ini paska kecelakaan (okezone.com).
Akan tetapi banyak diantara masyarakat yang telah terlanjur trauma dan menginginkan PO ini dibekukan. Hal ini juga yang membuat Gubernur Jatim, Soekarwo, melayangkan surat kepada pemerintah pusat agar mencabut seluruh izin operasional PO Sumber Kencono (surya-online).  Sebuah langkah yang menurut saya amat tergesa-gesa dan sangat tidak seksama (hanya mencoba memandang kasus ini dari ‘sudut sempit di dipan bilik saya’)
Pertanyaannya adalah apa yang menjadi pertimbangan utama sehingga Pakdhe Karwo secepat itu menyurati pusat?
Apakah karena kecelakaan tragis Mojokerto kemarin? Bukankah polisi telah menerangkan dengan gamblang bahwa bis sumber kencono W 7181 UY bukanlah pihak yang bersalah?
Lalu, apakah karena seringnya terlibat kecelakaan? Sebaiknya Pakdhe sedikit belajar tentang rasio. Jumlah armada Sumber Kencono mencapai 70% dari seluruh armada jalur Surabaya Jogja, sehingga kemungkinan kecelakaan juga semakin besar. Yang perlu diperhatikan, saat terjadi kejadian luar biasa semisal kecelakaan, ekspos media terhadap Sumber Kencono jauh lebih besar dibandingkan PO lain.
Apa juga karena pengemudi yang ugal-ugalan maupun manajemen yang tidak bagus? Hmm.. jangan gitu Pakdhe. Bandingkan juga dengan PO lainnya. Satu-dua dari seratus, saya kira dimana-mana begitu. Ibaratnya sebuah sekolah, jika satu atau dua orang siswa dari sekolah itu bandel dan bebal walaupun seringkali dinasehati bahkan dihukum, sama sekali tidak bisa disimpulkan jika itu sekolahnya para preman, bukan?! Dalam hal ini manajemen sudah melakukan langkah-langkah yang cukup nyata untuk menanamkan kedisiplinan kepada para sopir dan awaknya. Diantaranya,
1. Secara regular Sumber Kencono mengirim para sopirnya ke DLLAJ untuk mengikuti pelatihan mengendarai.
2. Sumber Kencono, memberikan hadiah aneka barang elektronik bagi driver yang dalam setahun tidak mengalami laka.
3. Sumber Kencono, selalu rutin melakukan rapat dengan seluruh dan Kru dan tidak lupa selalu mengingatkan Kru nya untuk selalu hati-hati dan waspada di jalanan.
4. Semua tindakan preventif berupa video operasional kendaraan, banner Keselamatan, publikasi foto laka ditampilkandi garasi dengan tujuan membuat Kru untuk selalu mawas diri.
5. Tidak hanya melakukan controll pendapatan, Saat ini PO Sumber Kencono juga telah memaksimalkan tugas Controller dengan menambah tugas baru untuk menilai kemampuan operasional awak kru bus, mulai dari kecakapan mengemudi, kesopanan kru, maupun ketaatan terhadap peraturan lalu lintas.
6. Secara langsung Owner dan Top Management melakukan pendekatan intern kepada kru baik melalui SMS maupun langsung agar para Sopir selalu berhati-hati
Lalu apalagi? apakah karena armadanya dianggap tidak layak? Tolong diperhatikan Pakdhe, bahwa Sumber Kencono mengoperasikan bus-bus keluaran baru, bahkan sebagian besar masih kinyis-kinyis dengan body Legacy maupun Nucleus-3 (itupun kalau panjenengan paham berbagai jenis produk karoseri bus besar), banyak yang ber-AC pula. Paling tua adalah keluaran 2007. Untuk tahun sebelumnya, sudah payu, dilusur sama PO lain!
Perawatan pun sudah pasti, tidak mungkin memperkerjakan puluhan mekanik hanya untuk duduk-duduk di garasi!
Satu lagi, Sumber Kencono lah yang mempelopori pemasangan GPS Autotrack di armadanya, dengan salah satu tujuannya adalah untuk memantau kecepatannya.
Dengan demikian, saya sama sekali tidak menemukan alasan yang tepat untuk pembekuan SELURUH TRAYEK PO Sumber Kencono, yang direkomendasikan oleh yang terhormat Gubernur Jatim, Soekarwo, kepada Menteri Perhubungan dan Dirjen Perhubungan Darat.
Sebaliknya, saya mohon pakdhe juga lebih ‘jernih’ dalam mengambil keputusan, terutama terkait konsekuensi yang harus ditanggung (ditanggung lebih dari seribu karyawan beserta keluarganya, bukan GOVERNOOR!!) jika PO Sumber kencono benar-benar dibekukan ijin usahanya.
Mau dikemanakan mereka? Bapak dengan entengnya bilang “Akan saya carikan solusinya”. Tapi ini kan baru janji, dan sebagaimana dengan janji-janji penguasa pada umumnya, kalau boleh saya katakan, tidak ada yang bisa kami ‘ugemi’.
Menyalurkan ke PO lain? Semudah itu kah? Haha.. semacam kue aja, dibagi-bagi dan pasti akan diterima. Koordinasi aja belum…
Selain itu, apakah anda bisa menjamin dengan ‘kekejaman’ yang anda rencanakan, tidak akan muncul permasalahan lain yang lebih pelik? Apakah anda berani menjamin tidak ada pemumpang yang keleleran serta sanggup menyediakan armada pengganti yang jumlahnya mencapai 70 % dari total trayek di jalur ‘gemuk’ ini?
Hmm… mungkin lebih bijak jika anda mengambil langkah2 yang lebih solutif, misalnya dengan memberikan pembinaan kepada perusahan otobus yang anda anggap bandel ini baik mengenai manajemen keseluruhan maupun personalia. Silahkan melakukan inspeksi maupun pengawasan untuk mencari mana kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki. Atau terlebih dahulu anda mengkaji kondisi sarana prasarana jalan raya yang jelas-jelas ini menjadi tanggung jawab anda. Sekedar referensi, sebaiknya anda baca dulu surat dari Bupati Mojokerto berikut ini.  (http://surabaya.detik.com/read/2011/09/14/095803/1721995/475/bupati-surati-gubernur-evaluasi-jalan-di-mojokerto)
Mekaten, Pakdhe… pareeeng…
***** Saya memang hanyalah penggemar dan penikmat bus yang awam, silakan saja kalau dinilai tulisan ini terlalu subjektif *****

from : http://januajiwicaksono.com/

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "