Resources

Nak VIIID

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 29 Februari 2012

Hadits Tentang Menuntut Ilmu

Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Qur’an Al mujadalah 11)
Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)
Seseorang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Syurga (Shahih Al jami)
Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syorga. (HR. Muslim).
“Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari suatu pengetahuan (agama), Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”(Bukhari)
Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka dia berada di jalan Alloh sampai dia kembali (Shahih Tirmidzi)
Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani)
Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Qur’an dan yang mengajarkannya (HR bukhari )
Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
Siapa yang Alloh kehendaki menjadi baik maka Alloh akan memberikannya pemahaman terhadap Agama (Sahih Ibnu Majah)
Duduk bersama para ulama adalah ibadah. (HR. Ad-Dailami)
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain. (Shahih Muslim No.1352)
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Nabi saw bersabda, Tidak boleh iri hati kecuali pada dua hal, yaitu seorang laki-laki yang diberi harta oleh Allah lalu harta itu dikuasakan penggunaannya dalam kebenaran, dan seorang laki-laki diberi hikmah oleh Allah di mana ia memutuskan perkara dan mengajar dengannya.(Bukhari)
Termasuk mengagungkan Allah ialah menghormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua yang muslim dan para pengemban Al Qur’an dan ahlinya, serta penguasa yang adil. (HR. Abu Dawud dan Aththusi)
Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan aka dilipat gandakan sepuluh, saya tidak mengatakan ,”Alif,lam,mim” satu huruf , tetapi alif satu huruf , lam satu huruf , dan mim satu huruf,(HR Bukhori)
Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka … neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Hadis riwayat Abu Musa ra.: Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Perumpamaan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dalam mengutusku untuk menyampaikan petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan yang membasahi bumi. Sebagian tanah bumi tersebut ada yang subur sehingga dapat menyerap air serta menumbuhkan rerumputan dan sebagian lagi berupa tanah-tanah tandus yang tidak dapat menyerap air lalu Allah memberikan manfaatnya kepada manusia sehingga mereka dapat meminum darinya, memberi minum dan menggembalakan ternaknya di tempat itu. Yang lain menimpa tanah datar yang gundul yang tidak dapat menyerap air dan menumbuhkan rumput. Itulah perumpamaan orang yang mendalami ilmu agama Allah dan memanfaatkannya sesuai ajaran yang Allah utus kepadaku di mana dia tahu dan mau mengajarkannya. Dan juga perumpamaan orang yang keras kepala yang tidak mau menerima petunjuk Allah yang karenanya aku diutus. (Shahih Muslim No.4232)
Abu Musa mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Perumpamaan apa yang diutuskan Allah kepadaku yakni petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan lebat yang mengenai tanah. Dari tanah itu ada yang gembur yang dapat menerima air (dan dalam riwayat yang mu’allaq disebutkan bahwa di antaranya ada bagian yang dapat menerima air), lalu tumbuhlah rerumputan yang banyak. Daripadanya ada yang keras dapat menahan air dan dengannya Allah memberi kemanfaatan kepada manusia lalu mereka minum, menyiram, dan bertani. Air hujan itu mengenai kelompok lain yaitu tanah licin, tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rumput. Demikian itu perumpamaan orang yang pandai tentang agama Allah dan apa yang diutuskan kepadaku bermanfaat baginya. Ia pandai dan mengajar. Juga perumpamaan orang yang tidak menghiraukan hal itu, dan ia tidak mau menerima petunjuk Allah yang saya diutus dengannya.” (Bukhari)
Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka. (HR. Abu Dawud)
Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqi)
Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami)
Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq’alaih)
Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta. (HR. Abu Na’im)
Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-Thabrani)
“Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina”
* Telah berkata al-Baihaqy di kitabnya al-Madkhal (hal. 242) dan di kitabnya Syu’abul Iman (4/291 dan ini lafadznya), “Hadits ini matannya masyhur sedangkan isnadnya dla’if. Dan telah diriwayatkan dari beberapa jalan (sanad) yang semuanya dla’if.”
Wallahu a’lam.

from :  http://hadis-islam.blogspot.com/2010/05/hadits-tentang-menuntut-ilmu.html

Tips menghadapi teman yang egois

Kamu pasti nggak suka kan kalau punya teman, atau sahabat yang memiliki sifat yang selalu ingin menang sendiri? Atau istilah sayanya ETT, alias egois tingkat tinggi. Kamu selalu diminta untuk bisa memenuhi keinginannya, sehingga secara perlahan akan timbul sebuah perasaan terintimidasi (halah, bahasanya bener nggak sih?!). Kemudian setelah kamu akan merasakan hal tersebut, akhirnya persahabatan kamu berujung dengan kehancuran. Kenapa? Karena kamu sudah tidak lagi merasa nyaman ketika dekat/bersamanya, sehingga (biasanya) kita akan cenderung menjaga jarak dengannya karena dia selalu ingin menang sendiri.
Tapi sebelumnya perlu disadari juga bahwa setiap orang memiliki sifat egois, saya sendiri pun mengakui bahwa saya adalah orang yang egois. Namun sifat egois itu kadarnya dari masing-masing individu berbeda-beda. Dan kalau sudah kelewatan, itu justru menjadi hal yang tidak diinginkan bagi teman, sahabat, atau siapapun yang menjalin hubungan dengan kita.
Bagi kamu yang punya teman tapi memiliki sifat egois yang menurut kamu sudah tidak wajar lagi, saya yakin jika kamu tidak berjiwa besar dan menerima apa adanya dari sifat egois yang dimilikinya, pasti kamu akan merasa tidak nyaman ketika bersamanya. Atau, bisa jadi kamu langsung menjaga jarak dengannya. Berbeda halnya jika kamu merasa bahwa dia adalah sahabat kamu, pastinya kamu akan berusaha untuk memberikan perubahan kepada teman kamu itu agar bisa mengurangi keegoisannya dan menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. So, kalau kamu memang ingin melakukan hal tersebut, kamu bisa mencoba cara saya tentang bagaimana menghadapi teman yang memiliki sifat egois. So, check this :
Sabar
>> Pastinya disini kamu memang harus lebih sabar menghadapinya. Rasanya saya tidak perlu menjelaskan tentang ini, karena saya yakin kamu bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika kamu tidak sabar.
Menjadi cermin baginya
>> Maksudnya disini adalah, kamu berusaha untuk menjadi contoh bagi dirinya. Ketika kamu sering memenuhi permintaannya, sesekali cobalah kamu meminta kepadanya agar dia mau memenuhi permintaan kamu juga. Misalnya, “Andi, sudah dua hari kemarin kan saya selalu jemput kamu. Besok gantian, tolong kamu yang jemput saya ya..”. Intinya dalam permintaan kamu itu memberikan sebuah penegasan bahwa kamu berharap dia harus memenuhi permintaan kamu (gantian, kita yang egois. Hihi..)
Berikan kritik dan saran
>> Seperti orang bijak mengatakan, “Teman sejati adalah seseorang yang tidak selalu sejalan dengan kamu”. Ketika kamu merasa tindakannya adalah salah, maka kamu sebagai sahabat harus segera mengingatkannya. Maka dari itu, ketika kamu mendapatkan waktu yang tepat, berikan dia kritik dan saran bahwa ada sesuatu hal yang tidak kamu sukai dan juga tidak baik untuknya. Memang terkadang hal ini terasa susah, tapi bukankah kamu adalah sahabat sejati baginya? So, katakan walaupun itu pahit!
Berikan skak mat!
>> Kamu pasti tahu Skak mat? Itu adalah istilah yang digunakan dalam permainan catur, ketika menandakan bahwa sang raja sedang berada di ambang kematian. Jadi maksudnya disini adalah, ketika kamu telah berusaha melakukan segala hal untuk merubahnya tapi dia tidak juga berubah, berikan dia skak mat! (ini menurut saya lho..). Misalnya, “Andi, kamu adalah sahabat saya. Jadi tolong dengarkan saran saya! Kalau kamu nggak juga mau mendengarkan, saya bukan lagi sabahat bagimu!”. Memang disini kesannya kita yang terlihat egois, tapi itu bertujuan demi kebaikan dia, dan juga kebaikan kamu. Dengan ucapan seperti itu diharapkan dia dapat mengintrospeksi diri dan mengetahui bahwa selama ini dia telah membuat kamu menjadi korban keegoisannya.

from : http://www.andyfebrian.com/tips-menghadapi-teman-yang-egois/

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "