Sejak kecelakaan maut antara bus AKAP Sumber Kencono vs minibus Isuzu Elf di by-pass Mojokerto Senin (12/09) dinihari kemarin, perbincangan masyarakat Jatim tentang musibah tersebut masih terus bergulir hangat. Mulai dari kupas tuntas kejadian, kondisi korban dan suasana batin keluarganya, selidik kronologi mencari sebab musababnya, hingga berbagai pro-kontra mengenai keberadaan PO Sumber Kencono sendiri.
Apakah karena kecelakaan tragis Mojokerto kemarin? Bukankah polisi telah menerangkan dengan gamblang bahwa bis sumber kencono W 7181 UY bukanlah pihak yang bersalah?
Lalu, apakah karena seringnya terlibat kecelakaan? Sebaiknya Pakdhe sedikit belajar tentang rasio. Jumlah armada Sumber Kencono mencapai 70% dari seluruh armada jalur Surabaya Jogja, sehingga kemungkinan kecelakaan juga semakin besar. Yang perlu diperhatikan, saat terjadi kejadian luar biasa semisal kecelakaan, ekspos media terhadap Sumber Kencono jauh lebih besar dibandingkan PO lain.
Apa juga karena pengemudi yang ugal-ugalan maupun manajemen yang tidak bagus? Hmm.. jangan gitu Pakdhe. Bandingkan juga dengan PO lainnya. Satu-dua dari seratus, saya kira dimana-mana begitu. Ibaratnya sebuah sekolah, jika satu atau dua orang siswa dari sekolah itu bandel dan bebal walaupun seringkali dinasehati bahkan dihukum, sama sekali tidak bisa disimpulkan jika itu sekolahnya para preman, bukan?! Dalam hal ini manajemen sudah melakukan langkah-langkah yang cukup nyata untuk menanamkan kedisiplinan kepada para sopir dan awaknya. Diantaranya,
1. Secara regular Sumber Kencono mengirim para sopirnya ke DLLAJ untuk mengikuti pelatihan mengendarai.
2. Sumber Kencono, memberikan hadiah aneka barang elektronik bagi driver yang dalam setahun tidak mengalami laka.
3. Sumber Kencono, selalu rutin melakukan rapat dengan seluruh dan Kru dan tidak lupa selalu mengingatkan Kru nya untuk selalu hati-hati dan waspada di jalanan.
4. Semua tindakan preventif berupa video operasional kendaraan, banner Keselamatan, publikasi foto laka ditampilkandi garasi dengan tujuan membuat Kru untuk selalu mawas diri.
5. Tidak hanya melakukan controll pendapatan, Saat ini PO Sumber Kencono juga telah memaksimalkan tugas Controller dengan menambah tugas baru untuk menilai kemampuan operasional awak kru bus, mulai dari kecakapan mengemudi, kesopanan kru, maupun ketaatan terhadap peraturan lalu lintas.
6. Secara langsung Owner dan Top Management melakukan pendekatan intern kepada kru baik melalui SMS maupun langsung agar para Sopir selalu berhati-hati
Perawatan pun sudah pasti, tidak mungkin memperkerjakan puluhan mekanik hanya untuk duduk-duduk di garasi!
Satu lagi, Sumber Kencono lah yang mempelopori pemasangan GPS Autotrack di armadanya, dengan salah satu tujuannya adalah untuk memantau kecepatannya.
Dengan demikian, saya sama sekali tidak menemukan alasan yang tepat untuk pembekuan SELURUH TRAYEK PO Sumber Kencono, yang direkomendasikan oleh yang terhormat Gubernur Jatim, Soekarwo, kepada Menteri Perhubungan dan Dirjen Perhubungan Darat.
Sebaliknya, saya mohon pakdhe juga lebih ‘jernih’ dalam mengambil keputusan, terutama terkait konsekuensi yang harus ditanggung (ditanggung lebih dari seribu karyawan beserta keluarganya, bukan GOVERNOOR!!) jika PO Sumber kencono benar-benar dibekukan ijin usahanya.
Mau dikemanakan mereka? Bapak dengan entengnya bilang “Akan saya carikan solusinya”. Tapi ini kan baru janji, dan sebagaimana dengan janji-janji penguasa pada umumnya, kalau boleh saya katakan, tidak ada yang bisa kami ‘ugemi’.
Menyalurkan ke PO lain? Semudah itu kah? Haha.. semacam kue aja, dibagi-bagi dan pasti akan diterima. Koordinasi aja belum…
Selain itu, apakah anda bisa menjamin dengan ‘kekejaman’ yang anda rencanakan, tidak akan muncul permasalahan lain yang lebih pelik? Apakah anda berani menjamin tidak ada pemumpang yang keleleran serta sanggup menyediakan armada pengganti yang jumlahnya mencapai 70 % dari total trayek di jalur ‘gemuk’ ini?
Hmm… mungkin lebih bijak jika anda mengambil langkah2 yang lebih solutif, misalnya dengan memberikan pembinaan kepada perusahan otobus yang anda anggap bandel ini baik mengenai manajemen keseluruhan maupun personalia. Silahkan melakukan inspeksi maupun pengawasan untuk mencari mana kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki. Atau terlebih dahulu anda mengkaji kondisi sarana prasarana jalan raya yang jelas-jelas ini menjadi tanggung jawab anda. Sekedar referensi, sebaiknya anda baca dulu surat dari Bupati Mojokerto berikut ini. (http://surabaya.detik.com/read/2011/09/14/095803/1721995/475/bupati-surati-gubernur-evaluasi-jalan-di-mojokerto)
Mekaten, Pakdhe… pareeeng…
***** Saya memang hanyalah penggemar dan penikmat bus yang awam, silakan saja kalau dinilai tulisan ini terlalu subjektif *****
from : http://januajiwicaksono.com/